Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Hanya kepadaNya kita berharap, hanya kepadaNya kita berserah diri, dan hanya kepadaNya kita beribadah. Shalawat dan salam kepada Muhammad Rasulullah yang dengan perantara beliau Allah telah membebaskan kita dari “kegelapan” menuju “cahaya terang” yang indah. Kesabaran, keteguhan hati, dan perlindungan Allah semoga selalu meliputi hamba-hambaNya yang taat.
Saudaraku, Allah berfirman: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (al-Mujaadilah: 11.) Kemudian bersabda Rasulullah bahwa: “Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).” (HR. Ibnu Majah). Dari sini nampaklah bahwa ilmu memiliki status yang penting dalam Islam hingga diwajibkan bagi kita untuk menuntut ilmu. Sejak kecil kita sudah dididik orang tua kita dan orang terdekat kita, kemudian setelah cukup besar, kita disekolahkan oleh orang tua kita dengan harapan bisa menjadi orang yang pintar dan berguna bagi agama, orang tua, serta lingkungan kita. Namun, ketahuilah wahai saudaraku, bahwa hak ilmu atas kita bukan hanya untuk dipelajari dan diamalkan. Namun juga untuk di dakwahkan. Rasulullah Bersabda: “Sampaikanlah (ilmu) dariku meski hanya satu ayat, dan boleh saja kalian menceritakan dari bani Israil (boleh untuk diambil pelajaran). Dan barang siapa mendustakan atasku (mengatasnamakan suatu pembicaraan kepada Nabi padahal beliau tidak menyabdakannya) dengan sengaja, maka sebaiknya ia meletakkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhori). Hingga sudah menjadi kewajiban bagi tiap muslim, termasuk paramahasiswa untuk mendakwahkan ajaran Islam.
Saudaraku, usia kita adalah usia yang sangat ideal bagi akivitas belajar ilmu agama dan aktivitas dakwah. Dikatakan ideal bagi belajar karena direntang usia 15 sampai 30an tahun seseorang akan lebih mudah menyerap ilmu atau pemahaman hingga rentang ini disebut rentang usia sugestif. Dan saya katakan ideal untuk berdakwah karena pada rentang ini umumnya manusia memiliki semangat yang tinggi dan pada keadaan terkuat secara jasmani. Tidak hanya itu, pada rentang usia ini didapati banyak media dan wadah untuk berdakwah, misalnya, rohis, perkumpulan remaja masjid, perkumpulan mahasiswa Islam, serta organisasi Islam yang masuk ke SMA atau Universitas.
Saudaraku, teman-teman mahasiswa, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendakwahkan ilmu yang kita miliki, kecuali hanya rasa malas dan ketidak pedulian. Saudaraku, sebisa mungkin kita harus meluangkan waktu kita untuk berdakwah, untuk menyeru kepada penegakan Kalimatullah. Ajak saudara-saudara kita agar selalu dalam kebaikan, jangan biarkan mereka terjebak dalam pergaulan yang salah karena kurangnya ilmu agama.
Saudaraku, coba anda simak hadist-hadist berikut ini:
Dari sahl bin Sa’ad Bahwasanya Nabi bersabda:”Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan perantaraanmu, maka itu lebih baik daripada unta merah (hak milik orang yang paling berharga)” (Bukhori Muslim)
Dari Abu Hurairah , ia berkata : bahwasanya Rasulullah bersabda : “barangsiapa mengajak kepada jalan yang baik, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya (mengikuti ajakannya) tanpa mengurangi pahala mereka sendiri sedikitpun.” (Muslim)
Dari Abu Hurairah , ia berkata : Rasulullah bersabda : “ Apabila anak Adam (manusia) mati, maka terputuslah amalanya, kecuali tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang selalu mendoakannya.” (Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah bersabda : “Semoga Allah memberi cahaya yang berkilauan kepada seseorang yang mendengar sesuatu dariku, kemudian ia menyampaikannya sebagaimana yang telah ia dengar, karena banyak orang yang disampaikan kepadanya(sesuatu itu) lebih menghayati, dari pada orang yang mendengarnya sendiri.” ( Turmudzi)
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah bersabda : “ Tidak boleh hasud (dengki), kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian ia mempergunakannya untuk membela kebenaran, dan terhadap orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia mengamalkannya dan mengajarkannya.” (Bukhori dan Muslim)
Saudaraku, diatas telah saya kutibkan beberapa hadist mengenai keutamaan berdakwah atau menyampaikan ilmu. Saudaraku, masihkah kita enggan untuk berdakwah? Saudaraku, marilah kita berdakwah semampu kita, mari kita mulai untuk menyampaikan ilmu yang telah kita pelajari. Dakwah itu mudah, jangan dipersulit! Kalau bisa, kita menyampaikan ilmu dalam sebuah forum besar, kalau tidak, dalam kelompok sedang, kalau tidak, kelompok diskusi kecil, kalau tidak, cukup dengan 4 mata, kalau tidak bisa dengan tulisan, atau setidaknya dengan selalu bersikap islami untuk mencoba menjadi contoh. Namun, hendaklah kita berusaha untuk mengerjakan yang terbaik.
Saudaraku, sebelum saya akhiri tulisan ini, perlu saya tambahkan catatan penting yang harus diperhatikan oleh aktivis dakwah terutama di kampus. Bahwa:
1. Hendaklah seorang aktivis dakwah benar-benar memiliki kefahaman ilmu terhadap apa yang ia sampaikan atau apa yang akan ia sampaikan. Hingga ia tidak berkata dengan kebodohan.
2. Ingat bahwa sepintar apapun seseorang terhadap ilmu agama, pada hakekatnya ia tetap bodoh. Maka dari itu, jangan sampai kesibukan dakwah melalaikan dari belajar ilmu agama.
3. Hendaknya ia mengatakan Allahu A’lam jika ia tidak memiliki pengetahuan terhadap ilmu yang ditanyakan padanya, bukan menjawab dengan menduga-duga.
4. Hendaknya ia tidak menyembunyikan ilmunya atau menutup-nutupi kebenaran karena kepentingan dunia atau nafsunya. Sebab hal itu akan mendatangkan murka Allah.
5. Hendaklah ia berdakwah murni untuk meraih ridho Allah. Bukan untuk mencari ketenaran, pujian, perhatian dari manusia, atau untuk membesarkan nama kelompok.
6. Seorang aktivis dakwah harus bisa menjadi contoh yang baik, tidak bodoh dalam hal akademis hingga ia tidak direndahkan oleh orang lain.
7. Hendaknya ia selalu menjaga tingkah lakunya untuk sebisa mungkin selalu tidak bertentangan dengan nilai keisalman hingga ia tidak mendustakan perkataannya dengan perbuatannya sendiri.
8. Seorang aktivis dakwah tidak boleh terlalu membangga-banggakan nama kelompok atau “wadah” yang diikutinya hingga ia lebih menghormati “bendera kelompok” daripada “bendera Islam”.
9. Jaga persatuan antar aktivis dakwah atau sesama muslim walau berbeda pemahaman, penerapan, dan “wadah”.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi saya dan bagi pembaca. Tugas saya hanya menyampaikan, dan hidayah datangnya dari sisi Allah. Saya meminta ampun kepada Allah apabila ada kesalahan dari apa yang saya sampaikan. Kemudian, tolong ingatkan saya jika saya salah.
One Response to “Aktivis Dakwah”
Sorry, the comment form is closed at this time.
izin di copy ya…bagus tulisannya..syukron