Entahlah, kenapa aku tib-tiba ingin menulis hal ini… entahlah, pikiran ini tiba-tiba terngiang ditelingaku, bahkan masuk jauh kedalam pikiranku…
Aku hanyalah sesosok hina yang dibungkus oleh beberapa helai penutup yang menarik… aku hanyalah sosok yang bodoh yang tidak tau apapun…. Pernah waktu dulu aku diberitahu tentang bagaimana sosok ini nantinya dan akhirnya…. Namun, semua itu tak dapat lagi ku ingat dan ku bayangkan… aku benar2 tidak tau tentang 4 berita penting tersebut…. Aku benar-benar lupa….!!!!
Sudahlah, tak usah lagi kuingat-ingat 4 berita itu… karena bagaimanapun juga, 4 hal itu tak akan bisa ku ingat…. Sekarang, sosoku telah berdiri disebuah dimensi yang penuh kelembutan… dimensi yang penuh kasih sayang… aku pun besar disitu…
Hari berlalu… sosok ini sudah mulai belajar berjalan…. Semakin hari sosok ini semakin melangkah jauh… melangkah tanpa tentu arah… sosok ini mulai menemukan jalan panjang yang penuh duri …. Sosok ini kini tidak lagi berada di sebuah tempat yang lembut… namun sudah berada di sebuah gurun dengan jalan terjal yang berliku dan penuh cabang….
Sosok ini pun sadar, bahwa ia harus mulai mencari petunjuk untuk melewati ini semua…. Untuk bisa sampai di akhir jalan dengan keselamatan…. Ia mulai mencari petunjuk… ,petunjuk jalan….
Dengan susah payah, ia akhirnya menemukan 2 petunjuk sekaligus… petunjuk yang benar-benar dapat dipercaya. Entahlah, tiba-tiba saja ia tahu itu, dan ia tidak tahu bagaimana dia bisa tahu…. Dia mulai mempelajari tentang petunjuk itu… setiap meenemukan persimpangan, ia memakai petunjuk itu untuk mengetahui jalan mana yang benar… dan setiap ia mendapat luka, ia memakainya untuk mengetahui bagaimana menyembuhkan luka itu… pada saat itu ia mulai sangat senang dengan petunjuk itu… ia benar-benar menyayangi petunjuk itu… kini, sosok itu bisa melalui jalan sulit itu dengan berlari… setiap halangan bisa ia lewati berkat bantuan 2 petunjuk itu…
Namun, hingga tiba saatnya ia harus menghadapi badai pasir… badai pasir yang membuat mata perih, yang memberatkan langkah kaki… ia ingat pada 2 petunjuknya… ia mulai mencari cara agar bisa keluar dari badai ini… namun… dia tidak bisa membaca petunjuk itu!!! Tidak kedua-duanya… setiap akan membaca, matanya kembali tertutup karena terkena pasir…. Tidak hanya itu… badai itu seolah membisik… ‘ayolah pilih jalan ini…’ namun sesaat kemudian badai itu mengatakan ‘pilih jalan ini saja’ lalu ‘pilih yang ke arah sana saja’ pada saat itu, sosok ini benar-benar kacau…
Yang dia lakukan adalah mengikat erat petunjuk itu dalam dadanya… kemudian ia menutup pendengaran dan penglihatanya…. Ia menjadi sosok yang kaku, diam tak bergerak….
Tak terasa… beberapa masa telah ia lalui dengan kediamannya, dengan kekakuannya… hingga pada akhirnya 2 petunjuk itu tidak lagi terikat di dadanya… namun mulai masuk ke dalam dadanya…
Dengan begitu, kini ia tidak perlu mengandalkan penglihatan untuk membaca 2 petunjuk itu… karena 2 petunjuk itu telah masuk ke dalam dadanya. Kini ia lebih senang untuk merasa daripada melihat… Dengan itu, perlahan ia mulai berjalan… kini ia lebih senang berjalan santai namun dengan penuh pertimbangan dari pada berlari cepat namun penuh resiko…
Namun bukan badai pasir saja yang harus ia hadapi… kini ia arus berhadapan dengan jutaan jalan yang serupa… benar-benar tampak serupa… tekstur, warna, dimensi, semuanya sama… bahkan nama jutaan jalan itu juga sama… tahukah engkau, apa nama jutaan jalan itu??? Semuanya bernama “KEBENARAN”……
Kini ia hanya bisa terpaku… sosok itu kini terduduk dan terus memandangi jutaan jalan itu… ia hanya diam…. Bahkan kadang ia menangis…. Ia benar-benar bingung….
Akhirnya dia putuskan bahwa ia tidak akan melangkah kemanapun… karena ia takut tersesat… sekarang ia duduk bersila di persimpangan itu… ia duduk sambil mengkaji kembali 2 pusaka yang dulu ia dapatkan… ia tahu, bahwa jalan “KEBENARAN” itu tidak mungkin ada dua… apalagi jutaan… dan ia juga tahu bahwa dalam 2 petunjuk yang telah ia miliki terdapat cara untuk menemukan jalan “KEBENARAN” itu…
Disinilah cerita ini berakhir… kita tidak akan pernah tau bagaimana akhir kisah si sosok atau si aku…. Karena saat ini, ia pun tak tahu tentang hal itu…
One Response to “Kisah tentang si aku dan si sosok”
Sorry, the comment form is closed at this time.
add pengalaman yg sudah lalu gakk…….???