Jun 042011
 

ukey kawan… mulai share lagi nieh…

beberapa hari memikirkan cara untuk mengubah data baris (record) pada sebuah table dan menampilkannya menjadi kolom. kasusnya demikian :

q punya 3 table anggota, simpanananggota, simpanan

anggota:
NPA
nama

simpananangota:
idsimpanananggota
idsimpanan
npa
status

simpanan:
idsimpanan
nama
jumlah

q pengen nampilkan sebuah view yang menampilkan:
npa
nama
simpananwajib —> awalnya ini adalah record dari simpanan
simpanankhusus —> ini juga salahsatu record dari simpanan
simpananpendidikan —> ini juga, jadi ada 3 record dalam table simpanan

query yang dipakai adalah :

Continue reading »

May 302011
 

sebelumya, maaf jika tulisan saya kali ini lebih terkesan seperti curhat sampah nan busuk. jika anda tidak berkenan membacanya, silakan langsung menuju lyric Last Breath serta link download lagunya. maaf…

=========================================================================

hah…. lama jari ini tidak menari diatas keyboard untuk menulis sebuah “kebaikan” untuk menulis tentang “kebenaran”. telah lama jari ini menulis puluhan ribu baris code program, tapi sudah lama jari ini tidak menulis 1 atau 2 paragraf nasehat kebaikan. sungguh merugi diri ini. kawan, q harap engkau tidak seperti diri q yang lalai ini. q harap engkau adalah makhluk yang dimuliakan oleh Rabb seluruh alam.

kawan pada kesempatan ini, izinkan makhluk yang hina ini untuk menyuguhkan sebuah renungan… sebuah renungan tentang kematian…

saudaraku… sungguh, diri ini masih sangat takut akan kematian… diri ini merasa belum siap untuk menghadap Allah. terlalu banyak catatan hitam dalam diri ini yang belum diperbaiki. bahkan q sudah lupa. ada di bagian mana saja catatan hitam itu tersimpan. saudaraku, q harap, engkau adalah makhluk yang miskin dosa. q harap catatan kehidupanmu dipenuhi dengan catatan kebaikan.

saudaraku.. q benar-benar merasa takut… bagaimana bila esok hari adalah waktu q?? q belum siap bila harus bertemu dengan para makhluk taat yang akan melakukan interogasi kepadaku… q takut akan hukuman yang pasti q terima atas segala kesalahan q di dunia ini… q takut dengan ancaman hukuman siksa pedih.. q takut terhadap para penyiksa yang tak memiliki belas kasih… q takut dengan api yang siap melahap diri ini….
kawan… q sungguh takut…
Continue reading »

Bentuk Loyalitas Kepada Musuh Alloh

 Islami  Comments Off on Bentuk Loyalitas Kepada Musuh Alloh
May 282011
 

Memberikan loyalitas kepada musuh Alloh Subahanahu wa Ta’ala yaitu orang-orang kafir adalah perkara yang dilarang Alloh Subahanahu wa Ta’ala. Islam telah menetapkan loyalitas tunggal dalam segala hal yaitu kepada Alloh Subahanahu wa Ta’ala saja.

Bbentuk-bentuk loyalitas kepada musuh-musuh Islam yang dilarang oleh Alloh Subahanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya adalah diantaranya sebagai berikut:

Pertama: Meniru/menyerupai mereka dalam berpakaian, ucapan dan lainnya, karena yang demikian ini menunjukkan kecintaan. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” Pengharaman ini dalam hal-hal yang menjadi ciri khas mereka seperti adat istiadat, ibadah, sifat-sifat serta tingkah laku seperti mencukur jenggot, memanjangkan kumis, berpakaian, makan, minum dan lainnya.

Kedua: Bepergian ke negara mereka dengan tujuan wisata dan rekreasi. Bepergian  ke negara kafir diharamkan kecuali dalam keadaan darurat, seperti: berobat, berdagang, dan belajar ilmu-ilmu tertentu yang bermanfaat, yang tidak mungkin didapat kecuali di negeri mereka. Hal ini diperbolehkan sebatas keperluan, dan jika keperluannya telah selesai, maka wajib kembali ke negara kaum muslimin. Diperbolehkan juga dengan syarat untuk senantiasa memperlihatkan ke-Islamannya, serta bangga dengan ke-Islamannya. Ia harus menjauhi tempat-tempat maksiat dan berhati-hati dari segala bentuk tipu daya para musuh-musuhnya pula. Diperbolehkan bahkan wajib bepergian ke negara mereka jika bertujuan untuk berdakwah dan menyebarkan Islam.

Continue reading »

Manusia Pilihan

 Islami  Comments Off on Manusia Pilihan
May 282011
 

Segala yang ada di dunia ini adalah fana dan tiada yang kekal, tapi bukan berarti telah berakhir sampai disini. Tapi menuju ke alam berikutnya yaitu hari akhir, suatu kehidupan yang kekal tiada berakhir. Semua jiwa pasti akan kembali kepada pemilik dan penciptanya yaitu Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Setelah ditiup sangkakala yang kedua seluruh manusia dibangkitkan dari kuburan-kuburan mereka dalam keadaan tidak membawa apa pun, tidak beralas kaki, tidak berbusana, dan juga tidak berkhitan.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Aisyah, bahwa baginda Rasululloh Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berbusana, dan tidak berkhitan.” Kemudian Aisyah berkata: “Wahai Rasululloh Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam! Apakah seluruh para wanita dan laki-laki seperti itu, sehingga saling melihat diantara mereka? Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, yang artinya: “Wahai Aisyah! Kondisi waktu itu amat ngeri dari pada sekedar melihat antara satu dengan lainnya.” (HR: Al Bukhari no 6527 dan Muslim no. 2859)
Setelah itu manusia dikumpulkan di padang mahsyar menanti penghisaban (perhitungan) semua amal perbuatannya selama hidup di dunia. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya kepada Kami-lah mereka akan kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” (QS: Al Ghasyiyah: 25-26)

Tahap penghisaban amal perbuatan manusia dipadang mahsyar merupakan bagian adzab dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala terhadap siapa yang dihisap pada hari itu. Rasululloh Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam besabda, yang artinya: “Barangsiapa yang dihisab pada hari kiamat bararti dia telah merasakan adzab.” Aisyah berkata: “Wahai Rasululloh Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bukankah Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman (yang artinya): “(Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanan) maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah.”(QS: Al Insyiqaq: 8) Rasululloh Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Sesungguhnya itu adalah sekedar memperlihatkan amalannya, tetapi barangsiapa yang diperiksa penghisabannya pada hari kiamat berarti dia telah merasakan adzab.” (HR: Muslim no. 2876) Continue reading »

Metode Berpikir Islami

 Islami  Comments Off on Metode Berpikir Islami
May 182011
 

Berpikir adalah cara khas manusia yang membedakannya dari makhluk lain. Di kalangan ahli mantiq sangat masyhur istilah yang mendefinisikan manusia sebagai (hewan yang berpikir). Karena kemampuan berpikir itu pulalah manusia merupakan makhluk yang dimuliakan Allah SWT, seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an (yang artinya), (Al-Israa’: 70). Bahkan, amanah kekhalifahan yang hanya diserahkan Allah kepada manusia (Adam) pun adalah karena faktor berpikir yang hanya dimiliki oleh manusia itu. Sebab, dengan kemampuan berpikir, manusia akan dapat menyerap ilmu pengetahuan dan mentransfernya. Peristiwa dialog antara malaikat, Adam, dan Allah SWT memberikan gambaran yang jelas kepada kita betapa pemuliaan itu berpangkal pada kemampuan berpikir dan menyimpan ilmu. Mari kita simak ayat-ayat berikut.

“Dan Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) itu seluruhnya, kemudian Allah mengajukannya kepada para malaikat sambil berkata, ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang benar.’ Mereka menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tiada yang kami ketahui selain apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.’ Allah berfirman, ‘Hai Adam, beri tahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.’ Maka setelah diberitahukannya, Allah berfirman, ‘Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu zahirkan dan yang kamu sembunyikan’.” (Al-Baqarah: 31-33).

Penghargaan Allah kepada manusia demikian besarnya, sampai ke tingkat memerintahkan malaikat agar bersujud kepada Adam. Bahkan, yang menolak perintah sujud itu dicap sebagai kafir. Adakah pemuliaan yang melebihi penghargaan yang luar biasa itu?

Berpikir dalam Islam

Islam memandang berpikir itu sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab dengan berpikir, manusia menyadari posisinya sebagai hamba dan memahami fungsinya sebagai khalifatullah di muka bumi. Tugasnya hanyalah menghambakan diri kepada Allah SWT dengan beribadah. Dengan berpikir juga, manusia mengetahui betapa kuasanya Allah menciptakan alam semesta dengan kekuatan yang maha dahsyat, dan dirinya sebagai manusia sangat kecil dan tidak berarti di hadapan Allah Yang Maha Berkuasa.

Al-Qur’an berkali-kali merangsang manusia, khususnya orang beriman, agar banyak memikirkan dirinya, lingkungan sekitarnya, dan alam semesta. Karena dengan berpikir itu, manusia akan mampu mengenal kebenaran (al-haq), yang kemudian untuk diimani dan dipegang teguh dalam kehidupan. Allah berfirman, “Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (Ar-Ra’d: 19).

Continue reading »